Sabtu, 09 November 2013

Bahagia itu Sederhana

Dikarenakan semua urusan untuk saat ini di Jatinangor telah selesai dan beberapa hari lagi saya harus mengikuti salah satu tes kerja di Jakarta (mohon doanya semua pembaca :D ) maka hari ini Sabtu, 09/11/2013 pukul 8 pagi memutuskan untuk pulang ke rumah tercinta di Bogor. 

Seperti biasa, ada beberapa ritual yang dilakukan saat pulang menuju Bogor, yaitu pertama adalah harus bersih-bersih kamar kosan si adek, dan jangan sampai meninggalkan baju kotor, kedua adalah menuju pangkalan damri Jatinangor menuju Bandung (terminal Lw.Panjang). Sampai di pangkalan damri... eng ing eng, damri nya mogok pemirsa - pemirsa sekalian, akhirnya memutuskan untuk menunggu damri berikutnya sekitar 10 menit-an dan jam 8 pagi ternyata matahari sudah mulai menyengat disana. Sambil menutup wajah dengan tangan seadanya biar gak menghitam, sambil menunggu damri menuju Lw.Panjang datang, sedangkan di pangkalan damri tidak ada tempat berteduh dan tempat duduk sama sekali. Lumayan, masih 10 menit dari keberangkatan dari kosan badan udah pegal, berdiri menunggu damri sambil menggedong tas yang cukup berat plus kepanasan. Setelah 10 menit berlalu, damri yang ditunggu pun datang dan Alhamdulillah sekali mendapatkan damri AC.

Setelah naik damri menuju Bandung (Terminal Lw.Panjang), tahap berikutnya adalah mencari bus yang menuju ke Bogor. Bus menuju Bogor yang biasanya langganan saya itu adalah Bus MGI, walaupun memang cukup mahal dengan biaya Rp 50.000 , namun fasilitasnya tidak mengecewakan, bangkunya empuk, AC dingin (pake) banget, jarak antar kursi jauh, dan TEPAT WAKTU (*bahkan jaman dulu, dapat minum segala, namun semenjak BBM naik entah kenapa ongkos naik dan sekarang gratis minumannya juga sudah tidak ada) . Namun, untuk hari ini dan pada pukul 09.00 WIB di terminal Lw.Panjang, bus menuju Bogor tak terlihat bus berwarna biru kotak - kotak dan bermerk MGI. Namun, yang ada hanya bus bermerk "G*rde*ia" . Baiklah, Outlook nya sih not bad tapi too bad T_____T , tapi karena saya malas menunggu dan sepertinya hanya ada bus itu, dan saya baca tulisan dikaca depan bus itu tertulis "Bandung  - Bogor AC" , dan saya pikir gak jauh beda sama bus langganan saya biasanya, karena tullisannya pun sama "Bandung - Bogor AC". Saya pun naik, dan didalam bus itu sudah ada dua ibu - ibu yang cukup berumur duduk di kursi paling depan. Saya mengikuti duduk di kursi kedua dibelakang ibu - ibu tersebut. Saat itu bus masih berhenti menunggu penumpang dan AC cukup terasa, walaupun kursinya tidak terlalu empuk setidaknya jarak antar kursi masih cukup jauh dan kaki saya masih bisa terasa nyaman. Setelah kurang lebih 15 menit menunggu, akhirnya bus mulai jalan dan ada bapak-bapak setengah baya duduk sebelah saya, dengan muka kebingungan yang ternyata dia salah naik bus, karena dia mau ke arah puncak, sedangkan bus saya tidak lewat kearah puncak. Baiklah, mulai saat itu I feel a little bit annoyed. Bapak- bapak itu gak bisa diam karena gelisah, dan AC mulai tidak terasa sama sekali, dan udara diluar mulai sangat menyengat dan sinar matahari pun sangat terik hingga masuk kedalam bus. Saya coba menutup gorden jendela bus agar sinar matahari yang menyengat itu tidak masuk kedalam, namun tetap saja badan saya mengeluarkan keringat yang cukup banyak dan lengket. Baiklah bus ini sudah mulai sangat panas, dan ditambah lagi saat sudah mulai sampai daerah Jakarta dan sekitarnya, jalanan mulai padat merayap. Semakin merasa Uncomfortable , dan akhirnya sampailah di Bogor dengan perjalanan lebih dari 3 jam, dengan biasa saya naik bus langganan yg berwarna biru kotak - kotak hanya sekitar 2,5jam.  #reallynice  -___________-

Setelah sampai di kota Bogor, tahap berikutnya saya mencari angkot dengan angka 03 kearah Laladon Gunung Batu. Setelah mendapatkan angkot 03, dan tanpa terencana dipikiran saya ternyata Bogor macet (pake) banget dimana-dimana, dan hampir 3/4 orang Bogor (mungkin) bermain keluar rumah, dengan alhasil angkot pun isinya penuh (pake) sangat. Semakin merasa uncomfort karena saya duduk paling pojok dengan memangku tas super berat dan sebelah saya ada wanita dengan badan yang cukup besar menghimpit saya. Saat itu suhu Bogor cukup tinggi dan udara cukup panas daaan sayaaa dihimpit oleh wanita berbadan yang lebih besar dari saya, saat itu saya benar-benar dalam keadaan bad mood, rasanya ingin marah kesemua orang yang berada didalam angkot tersebut dan memarahi semua orang yang naik angkot, walaupun saya tahu mereka tidak salah dan semua orang merasakan hal yang sama yang saya rasakan. Namun, karena merasa sangat lelah dan dengan sambutan kota Bogor yang tidak begitu menyenangkan maka mood saya benar-benar dalam keadaan yang kurang baik.

Setelah sampai didepan stasiun Bogor, disana ada dua penumpang yang baru naik, saat mereka naik semua keadaan di angkot sempat agak "tidak terkontrol" , dan ternyata dua penumpang tersebut duduk persis didepan saya. Ada yang membuat mata saya tidak lepas dari kedua orang yang baru naik angkot ini. Pertama, mereka adalah sepasang suami istri, dan cukup membuat beberapa orang gusar kepada mereka karena mereka sradak-sruduk saat masuk kedalam angkot, yang kedua adalah ternyata kedua pasangan ini tidak memiliki penglihatan sempurna, keduanya tidak dapat melihat, ketiga adalah mereka tetap tersenyum apapun keadaannya, disaat orang - orang merasa terganggu karena mereka sulit masuk kedalam angkot, mereka tetap saling membantu pasangannya masuk kedalam angkot, dan keempat adalah mereka mengobrol di angkot sambil meraba-raba uang untuk membayar angkot dengan saling membantu dan mereka tertawa bersama karena kebingungan mereka membedakan uang 1000 dan 2000 walaupun akhirnya mereka bisa membedakannya dengan tepat.


Saya tak berhenti memandangi mereka, saya bahkan hampir meneteskan air mata. Saya bahkan hampir mengutuk diri saya sendiri, disaat saya sekarang secara fisik (mungkin) lebih sempurna dari mereka, tapi yang saya miliki sekarang adalah raut muka yang tidak enak dipandang mata, cemberut, mengomel, dan mengeluh. Tapi, yang saya lihat didepan mata saya adalah seseorang atau dua orang yang mensyukuri keadaan mereka. Walapun mereka tidak bisa melihat, tapi mereka masih bisa bersama-sama merasakan keramaian disekitar mereka yang artinya mereka tak sendirian. 

BAHAGIA ITU SEDERHANA

TIDAK MENGELUH TAPI SELALU BERSYUKUR DENGAN APAPUN YANG TERJADI PADA KITA, KARENA SEMUA YANG KITA DAPATKAN BILA KITA SYUKURI AKAN SELALU TERASA INDAH 

HAPPY EVERYDAY IS HOLIDAYS ! KEEP SMILE AND KEEP HAPPY :)